Civil War dan Game of Thrones ala Barcelona: Protes Cruyff Hingga Lionel Messi


Alibababet Sportsbook - Barcelona, klub besar yang akrab dengan kontroversi. Entah sudah berapa kali Blaugrana dilanda konflik internal, yang sering kali membuat para pemain tersudut.

Di era modern ini, Lionel Messi sudah beberapa kali mengkritik buruknya manajemen Barca. Para pemimpin seakan-akan sengaja membiarkan para pemain babak belur dihajar isu miring di media.

Juga, entah mengapa pihak klub punya kebiasaan membiarkan isu di media bergerak liar. Para pemain beberapa kali mendengar kabar penting dari media, baru klub menyusul memberikan informasi yang sebenarnya.

Kebiasaan buruk ini ternyata sudah berulang kali terjadi, bahkan sejak puluhan tahun silam. Apa yang salah dengan Barcelona?


Sudah Sejak Dahulu

Mengutip Goal internasional, kedatangan Bobby Robson ke Camp Nou pada tahun 1996 lalu sudah membuktikan cacat manajemen Barcelona. Saat itu, media Catalan didominasi dengan berita Robson telah mencapai kesepakatan dengan presiden Barca, Josel Lluis Nunez.

Kabar ini sangat mengejutkan bagi Johan Cruyff, pelatih Barca saat itu. Sebab, hanya dua hari sebelumnya, Cruyff telah bertemu dengan Nunez dan Joan Gaspart untuk membahas kesulitan tim, tidak ada tanda-tanda bahwa pekerjaannya terancam.

Sebab itu, Cruyff benar-benar terkejut mendengar kabar itu dari media. Menurut asisten Cruyff saat itu, Charly Rexach, mantan pemain Belanda ini menyebut petinggi Barca sebagai "pengkhianat" dan menuding mereka telah menusuknya dari belakang.

Ya, sosok paling berpengaruh dalam sejarah klub telah diberi tahu bahwa dia tidak lagi penting untuk Barca.


Neymar

Josep Maria Bertomeu sukses mengalahkan Sandro Rossel untuk jadi presiden Barca pada tahun 2014. Rossel dipaksa pensiun karena investigasi soal penangangan transfer Neymar dari Santos setahun sebelumnya.

Uniknya, masalah Bartomeu juga berhubungan dengan Neymar, yang pindah ke PSG pada tahun 2017. Beberapa tahun terakhir Barca sudah berusaha memulangkan Neymar, tapi Bartomeu belum juga berhasil mewujudkannya.

Sejak saat itu, hubungan Bartomeu dengan para pemain terus memburuk. Sebab dia tidak benar-benar menunjukkan hasrat memulangkan Neymar ke Camp Nou.


Pemecatan Valverde

Skuad Barca berhak marah dengan cara bos-bos mereka menangani pemecatan Ernesto Valverde pada Januari 2020 lalu. Saat itu Barca ada di puncak klasemen La Liga, meski langkah mreka terseok-seok sejak awal musim.

Saat itu fans Barca mengkritik keras gaya bermain Valverde, yang diyakini sering mengabaikan pemain-pemain terbaik La Masia. Mereka juga kesal dengan kegagalan tim di Liga Champions bebearpa musim terakhir.

Sebabitu, ketika Barca terusir dari Supercopa de Espana usai takluk 2-3 di hadapan Atletico Madrid, Bartomeu memutuskan bertindak, dia memecat Valverde empat hari setelahnya.

Biar begitu, Bartomeu dikritik habis-habisan tentang caranya menangani pemecatan ini. Kabarnya pihak klub tidak benar-benar siap memecat Valverde, penunjukkan Quique Setien pun sangat mendadak.


Bursa Transfer Januari

Di bulan yang sama, Bartomeu lagi-lagi dikritik karena Barca tidak bisa mendapatkan striker ampai akhir bursa transfer Januari. Kegagalan ini benar-benar mengecewakan bagi fans Barca, mengingat Luis Suarez dipastikan menepi sampai setidaknya tiga bulan.

Tidak lama kemudian, cedera panjang Ousmane Dembele menambah masalah Barca. Beruntung klub bisa memanfaatkan celah peraturan La Liga untuk melakukan pembelian darurat. Mereka akhirnya mendatangkan Martin Braithwaite.

Bagaimanapun, Bartomeu dianggap tidak becus dalam mengelola permasalahan tim. Seharusnya dia tahu bahwa pembelian striker adalah salah satu prioritas pada bursa transfer Januari lalu.


Buzzer Media Sosial

Februari lalu, Cadena SER mengklaim bahwa perusahaan media sosial independent telah dikontrak Barca untuk mendongkrak reputasi presiden klub dan dewan pengurus mereka.

Tudingan itu saja sudah kontroversial, terlebih muncul isu bahwa perusahaan tersebut dengan sengaja diminta menyerang sejumlah figur penting seperti Lionel Messi, Gerard Pique, bahkan Pep Guardiola.

Bartomeu tentu membantah, katanya: "Pertama-tama, saya harus menegaskan bahwa Barcelona tidak menggunakan jasa siapa pun untuk mendiskreditkan orang lain. Entah itu para pemain, para pimpinan, atau mantan presiden. Itu benar-benar palsu."

Bantahan Bartomeu tentu tidak bisa meredakan isu begitu saja. Terlebih, Lionel Messi muncul dan mengatakan bahwa tudingan itu cukup aneh.

"Rasanya aneh hal seperti ini bisa terjadi, tapi mereka pun mengatakan bakal ada bukti," kata Messi.


Pemotongan Gaji Akibat Covid-19

Lagi-lagi Bartomeu gagal melindungi para pemain dengan baik. Ketika pandemi virus corona kian buruk di Spanyol, sepak bola dihentikan sampai waktu yang tidak ditentukan. Klub tentu menghadapi masalah finansial, tekanan ada di pundak para pemain untuk membantu dengan memotong gaji mereka.

Sayangnya, Bartomeu seakan-akan membiarkan isu miring beredar di media. Saat itu Lionel Messi dkk. dituding tidak mau memotong gaji mereka, yang jelas mencoreng reputasi para pemain.

Messi pun akhirnya harus angkat bicara sendiri, menegaskan bahwa rumor itu palsu. La Pulga menjamin bahwa sejak awal para pemain sudah siap potong gaji, hanya perlu diskusi yang sedikit lama.

Bartomeu lagi-lagi terlambat. Seharusnya, sebagai presiden, dia bisa melindungi para pemain dengan mengatakan bahwa negosiasi sedang berlangsung.


Civil War dan Game of Thrones

Rabu (8/4/2020) kemarin, Bartomeu dikabarkan sudah mulai menrencanakan pencoretan sejumlah sosok penting di Camp Nou. Kabarnya, Bartomeu kesal dengan beberapa petinggi yang diam-diam ingin melihatnya lengser dari jabatan sebagai presiden.

Saat itu sebagian dewan pengurus Barca meminta Bartomeu mengundurkan diri, supaya pemilihan presiden berikutnya berjalan lebih cepat. Bartomeu sebenarnya tidak boleh menjabat lagi, tapi dia ngotot bertahan sampai akhir kontrak seharusnya

Sebab itu, Bartomeu berusaha memperkuat posisinya dengan mencoret sejumlah nama yang melawannya. Yang mengejutkan, dia bahkan berani memecat Emili Rosaud, yang digadang-gadang sebagai presiden Barca berikutnya.

"Bartomeu berkata pada saya bahwa dia ingin mengubah susunan dewan direksi dan bahwa dia jengkel dengan sejumlah petinggi, termasuk saya," kata Rosaud.

Rosaud sempat berjanji berjuang mempertahankan posisinya, tapi pada akhirnya Kamis lalu dia mengajukan surat pengunduran diri, bersama sejumlah petinggi lainnya.

Pada akhirnya masalah di Barcelona adalah soal perebutan kekuasaan, Game of Thrones. Saat ini Bartomeu bersiasat mempertahankan posisinya dan berhasil menggulingkan gerakan perlawanan untuk sementara.


Masalah Manajemen Klub

Sederet insiden di atas membuktikan bahwa salah satu klub terbesar di dunia pun punya masalah internal yang cukup parah. Manajemen yang buruk, saling tusuk dari belakang, negosiasi di balik layar, Barcelona jelas bermasalah.

Nahasnya, para pemain sering jadi korban konflik internal ini. Seperti yang terjadi musim ini, ketika tim melaju buruk di beberapa pekan, klub tidak pernah berusaha melindungi tim.

Lionel Messi sudah berulang kali buka suara untuk membela rekan-rekannya. Klub tidak bisa diandalkan, sebab presidennya sibuk sendiri menyelamatkan pekerjaannya.